RSS

Sabtu, 25 Februari 2012

Surat Cinta untuk Calon Suamiku


Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh…
Apa kabarnya imanmu hari ini?
Sudahkah harimu ini diawali dengan syukur karena dapat menatap kembali fananya hidup ini?
Sudahkah air wudhu menyegarkan kembali ingatanmu atas
amanah yang saat ini tengah kau genggam?
Wahai Calon Suamiku. . .
Tahukah engkau betapa Allah sangat mencintaiku dengan dahsyatnya?
Di sini aku ditempa untuk menjadi dewasa, agar aku lebih bijak menyikapi sebuah kehidupan dan siap mendampingimu kelak.
Meskipun kadang keluh dan putus asa menyergapi, namun kini kurasakan diri ini lebih baik.
Kadang aku bertanya-tanya, kenapa Allah selalu mengujiku tepat dihatiku. Bagian terapuh diriku, namun kini aku tahu jawabannya.
Allah tahu dimana tempat yang paling tepat agar kau senantiasa kembali mengingat-Nya kembali mencintai-Nya.
Ujian demi ujian Insya Allah membuatku menjadi lebih tangguh, sehingga saat kelak kita bertemu, kau bangga telah memiliki aku dihatimu.
Calon Suamiku. . .
Entah dirimu sekarang. Tapi aku yakin Allah pun mencintaimu, sebagaimana Dia mencintaiku.
Aku yakin Dia kini tengah melatihmu menjadi mujahid yang tangguh, hingga akupun bangga memilikimu kelak.
Apa yang aku harapkan darimu adalah keshalihan. Semoga sama halnya dengan dirimu. Kerena apabila kecantikan yang kau harapkan dariku, hanya kesia-siaan yang akan kau dapati.
Aku masih haus akan ilmu. Namun berbekal ilmu yang saat ini, aku berharap dapat menjadi isteri yang mendapat keridhaan Allah dan dirimu, suamiku.
Wahai Calon Suamiku. . .
Saat aku masih menjadi asuhan ayah dan bundaku, tak lain doaku agar menjadi anak yang sholehah, agar kelak dapat menjadi tabungan keduanya di akhirat.
Namun setelah menjadi isterimu, aku berharap menjadi pendamping yang sholehah agar kelak di Surga cukup aku yang menjadi bidadarimu, mendampingi dirimu yang sholeh.
Aku ini pencemburu berat. Tapi kalau Allah dan Rasulullah lebih kau cintai daripada aku…..aku rela. Aku harap begitu pula dengan dirimu.
Aku yakin kaulah yang kubutuhkan, meski nanti kau bukanlah yang orang yang aku harapkan.
Calon Suamiku yang dirahmati Allah. . .
Apabila hanya sebuah gubuk menjadi perahu pernikahan kita, takkan kunamai dengan gubuk derita. Karena itulah markas dakwah kita dan akan menjadi indah ketika kita hiasi dengan cinta dan kasih.
Ketika kelak telah lahir generasi penerus dakwah islam dari pernikahan kita, bantu aku untuk bersama mendidiknya dengan harta yang halal, dengan ilmu yang bermanfaat, terutama dengan menanamkan pada mereka ketaatan kepada Allah Ta’ala.
Bunga akan indah pada waktunya. Yaitu ketika bermekaran menghiasi taman. Maka kini kupersiapkan diri ini sebaik-baiknya, bersiap menyambut kehadiranmu dalam kehidupanku.
Kini aku sedang belajar untuk menjadi yang terbaik. Meski bukan yang teramat baik, tapi setidaknya menjadi yang terbaik disisimu kelak.
Calon Suamiku. . .
Inilah sekilas harapan yang kuukirkan dalam rangkaian kata. Seperti kata orang, tidak semua yang dirasakan dapat diungkapkan dengan kata-kata.
Itulah yang kuhadapi.
Kelak saat kita tengah bersama, maka disitulah kau akan memahami diriku, sama halnya dengan diriku yang akan belajar memahamimu.
Bersabarlah Calon Suamiku. . .
Doaku selalu…
Agar Allah memudahkan jalanmu tuk menjemputku sebagai bidadarimu.
Semoga Allah selalu menjagamu, agar tak tersentuh yang bukan mahrammu, meski hanya seujung kuku. Agar kau bisa mempersembahkan dirimu seutuhnya hanya untukku…
Seperti halnya aku, yang ingin mempersembahkan diriku seutuhnya hanya untukmu. . .
Sudah dulu ya calon suamiku…
Salam cintaku untukmu…
Wassalamu’alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh…

Erlina fitri hapsari

0 komentar:

Al Qur'an

Al-Qur'an Widget by Blogger Tutorial Blog

I Love Allah

I Love Allah