Tidak ada satupun makhluk Allah SWT Yang DiciptakanNYA
Sia-sia
Dalam Surat al-Baqarah [2]: 26, Allah swt berfirman
إِنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَحْيِي أَنْ يَضْرِبَ مَثَلًا
مَا بَعُوضَةً فَمَا فَوْقَهَا…..
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan pernah merasa
malu menciptakan binatang seperti kutu atau bahkan yang lebih jelek dari kutu
(dalam pandangan manusia)….”
Tidak Ada satupun ciptaan Allah yang mengandung
kesia-siaan, tetapi
apapun yang diciptakan Allah memiliki manfaat untuk kepentingan manusia. Manfaatnya bukan sesuatu yang hanya dapat dinikmati inderawi saja, seperti rasa enak yang dikecap oleh lidah, rasa indah yang dilihat oleh mata, rasa merdu yang didengar oleh telinga atau rasa sejuk yang dirasakan oleh kulit namun ada manfaat lain yang tak kalah pentingnya bagi manusia, yaitu manfaat yang berbentuk I’tibar (pembelajaran)
apapun yang diciptakan Allah memiliki manfaat untuk kepentingan manusia. Manfaatnya bukan sesuatu yang hanya dapat dinikmati inderawi saja, seperti rasa enak yang dikecap oleh lidah, rasa indah yang dilihat oleh mata, rasa merdu yang didengar oleh telinga atau rasa sejuk yang dirasakan oleh kulit namun ada manfaat lain yang tak kalah pentingnya bagi manusia, yaitu manfaat yang berbentuk I’tibar (pembelajaran)
Kelebihan manusia dibanding makhluk Allah SWT yang
lain adalah manusia diberikan akal. Dengan akal maka manusia bisa memikirkan
hal-hal yang terkait dengan ciptaan Allah. Tujuan akhirnya adalah manusia
memahami akan kebesaran Allah SWT dan meningkatkan ketaqwaan.
Menurut sejarah umur bumi, sejumlah pemusnahan pada
makhluk/kaum manusia diceritakan oleh Al Qur’an dan secara ilmiah pada
fosil-fosil atau goresan/guratan di alam. Diantaranya adalah Dinosaurus yang
hidup pada jaman Mesozoik sekitar 65 juta tahun yang lalu atau kaum Nabi Nuh
100 ribu tahun yang lalu, atau jaman mesir kuno sekitar 4000 tahun yang lalu !
Lebah, Apa Misinya ?
Ada hewan yang juga sudah ada pada jaman Mesozoik dari
penelitian fosil yaitu lebah pada sub family trigon seperti yang ada sekarang
ternyata tidak dimusnahkan oleh Allah SWT. Apakah peran lebah sehingga masih
dipertahankan keberadaaannya di dunia ini ?
Al Qur’an menjelaskan fenomena tersebut 14 abad yang
lalu pada surat An Nahl 68 – 69
Ayat di atas pada akhirnya mengajak manusia untuk
menggunakan akalnya demi memperoleh pelajaran dari lebah untuk mengetahui
kebesaran Tuhan.
Dari hasil kajian ilmuwan, ada
beberapa sifat yang istimewa dari lebah tersebut, diantaranya :
1) Lebah adalah binatang yang bersih dan cinta
kebersihan
Kebersihan yang ditunjukan lebah antara lain tempat
dia memilih sarang di bukit-bukit, pohon – pohon atau tempat-tempat yang
tinggi. Semua tempat di atas adalah tempat yang bersih, dan jauh dari
polusi. Lebah tidak pernah bersarang di tanah, atau tempat yang kotor lainnya.
Kebersihan makanan juga ditunjukan lebah dengan memakan sari bunga yang sangat
besih. Selanjutnya bentuk sarangnya yang berupa lilin berwarna putih, juga
sebagai simbol kebersihan. Bahkan menurut hasil penelitian, permukaaan sarang
lebah tersebut ditutupi dengan selaput halus sehingga udara kotor tidak masuk
ke dalam sarangnya.
Begitulah pola hidup yang mesti dicontoh oleh semua
manusia khususnya umat Islam, yaitu mencintai cara hidup yang bersih. Baik
bersih secara fisik maupun bersih rohani. Bukankah dalam sebuah haditsnya
Rasulullah saw menyebutkan bahwa “kebersihan itu sabagian dari iman”?.
Begitu juga Allah swt berfirman dalam QS Al-Baqarah
[2]: 222,
“……Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri (orang yang bersih atau
suci rohani dan jasmani).”
2) Lebah memakan yang baik dan mengeluarkan yang baik
Secara secara harfiyah manusia tidak dapat mencontoh
lebah, mengingat apa yang dihasilkan manusia secara material berbeda dengan
lebah. Namun, ada makna majazi yang bisa dicontoh dari sifat yang demikian,
yaitu menkonsumsi yang baik-baik dan menghasilkan yang baik pula. Manusia
memiliki banyak kebutuhan yang mesti dipenuhi, seperti kebutuhan mata, telinga,
mulut, akal, hati dan sebagainya. Maka ketika memberi makan semua itu, mestilah
yang baik-baik seperti makanan untuk mata, telinga, mulut, fikiran dan
sebagainya. Begitu juga manusia harus mengeluarkan yang bagus-bagus baik
ucapan, tindakan maupun perbuatan.
Dalam sebuah haditsnya Rasulullah saw bersabda “Orang
yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya” dalam riwayat
lain disebutkan “Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya bagi
orang lain”.
3) Lebah memiliki prencanaan dan kerja yang matang
Lebah dalam membuat sarang membutuhkan waktu yang
cukup lama, karena dia mesti mengeluarkan lilin dari perutnya dan mengunyah
dimulutnya hingga menyusunnya menjadi rangkaian lilin. Kerja lebah membutuhkan
ketelitian dan kecermatan karena sarangnya harus berbentuk segi enam yang sama
ukurannya. Menurut ahli matematika dengan sarang berbentuk hexagonal maka
membutuhkan zat lilin paling sedikit dibandingkan bila sarang dibangundengan
bentuk lainnya serta bentuk hexagonal memungkinkan ruang penympanan yang lebih
besar. Pekerjaan yang begitu rumit dan memakan waktu lama dalam membuat sarang
menghasilkan sesuatu yang kokoh, indah dan mampu melindungi anak-anaknya dari
segala macam gangguan.
Hal ini berbeda dengan laba-laba seperti yang
disebutkan Allah swt dalam surat al-Ankabut (29): 41
“….Sesungguhnya rumah yang paling rapuh adalah rumah
laba-laba…”
Kenapa rumah laba-laba paling rapuh? Sebab, laba-laba
tidak punya perencanaan dalam membuat sarang dan bekerja secara instan.
Lihatlah laba-laba ketika membuat sarang, ia bisa mengerjakannya dalam waktu
yang sangat singkat. Namun, kerja yang cepat tidak menghasilkan sesuatu yang
memuaskan, sebab rumahnya tidak mampu melindunginya dan anak-anaknya dari
panas, dingin, hujan, serta gangguan lainnya. Hal itulah yang semestinya
dicontoh oleh manusia dari kehidupan lebah. Janganlah bekerja secara instan dan
cepat selesai, buatlah perencanaan dan bekerjalah dengan cermat. Jangan seperti
laba-laba yang bekerja cepat tapi hasilnya tidak memuaskan.
4) Lebah kalau hinggap atau bersarang di sebuah
ranting, tidak pernah membuat ranting itu bergoyang apalagi patah
Begitulah prinsip hidup seorang manusia yang paling
baik, di manapun dia hidup tidak pernah menebar kerusakan pada masyarakat
sekitar. Kalaupun tidak akan bisa memberikan yang terbaik, jangan merusak
kebaikan yang telah ada. Namun, alangkah baiknya seperti lebah yang bukan hanya
tidak menimbulkan kerusakan, tetapi juga mendatangkan kebaikan dan manfaat
berupa madu yang bisa menyembuhkan penyakit manusia.
Maksudnya alangkah lebih baik sekiranya kedatangan
kita ke tengah masyarakat membuat orang yang sebelumnya sakit menjadi sehat,
yang sebelumnya kacau menjadi tenang. Bukan sebaliknya, yang sebelumnya sehat
menjadi sakit, dan yang sebelumnya tenang menjadi kacau.
5) Lebah selalu mengikuti petunjuk Tuhan
Seperti yang disebutkan Allah swt dalam ayat di atas
“…dan ikutilah jalan Tuhanmu dengan mudah…”. Lebah karena selalu mengikuti
jalan Tuhan betapa jauhnya ia terbang meninggalkan sarangnya untuk mencari
makanan, dengan mudah dia akan menemukan sarangnya kembali.
Itulah yang digambarkan Allah dalam surat al-Baqarah
ayat 38
…..فَمَنْ تَبِعَ هُدَايَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا
هُمْ يَحْزَنُونَ
Artinya: “…maka siapa yang mengiukuti petunjuk-Ku maka
tiadalah rasa takut atasnya dan tidak pula mereka bersedih.”
Telur dari ratu lebah selanjutnya berupa larva
yang dikasih makan oleh lebah pekerja, selanjutnya memasuki masa mummi atau
terbungkus/tertutup di dalam sarang. Setelah 22 hari sejak telur diletakkan
maka lebah yang sudah jadi keluar. Sementara manusia sebagai makhluk yang
dibekali Akal oleh Allah seringkali tersesat dari kebenaran. Hal itu disebabkan
karena sebagian manusia jauh atau bahkan tidak mengikuti petunjuk Tuhan yang
datang kepada mereka.
6) Lebah tidak akan menyakiti kecuali disakiti
Itu adalah prinsip hidup yang semestinya dimiliki
setiap manusia. Jangan pernah menggangu orang lain, dan jangan pula bersedia
diperlakukan semena-mena. Artinya, musuh tidak pernah dicari dan tidak pernah
pula menolaknya jika ia datang. Itulah di antara sifat lebah yang semestinya
dicontoh manusia. Memang bukan itu saja yang istimewa dari lebah, karena masih
banyak lagi hal lainnya yang istimewa dari kehidupan binatang tersebut. Agaknya
itulah rahasia Allah swt menutup ayat ini dengan ungkapan “…mudah-mudahan kamu
berfikir”, diungkapkan dalam bentuk mudhâri’ (kata kerja yang menunjukan masa
sekarang dan akan datang serta memiliki kontiniutas).
0 komentar:
Posting Komentar